Home Top Ad

Responsive Ads Here

Pertama saya sudah menjelaskan tentang Mengenal sistem bilangan oktal, biner, desimal, dan heksadesimal . Kemudian dilanjutkan ke pembahas...

Pengertian Byte, Niblle


Pertama saya sudah menjelaskan tentang Mengenal sistem bilangan oktal, biner, desimal, dan heksadesimal. Kemudian dilanjutkan ke pembahasan cara mengonversi antar basis bilangan, Dan sekarang saya akan membahas tentang Pengertian byte, niblle dan Estimasi Satuan Ukuran.




Oke, langsung saja ke topik pembahasan :).




Apakah BYTE, NIBLLE itu???



Bit (binary digit) adalah satuan bilangan biner yang paling sederhana. Dalam merepresentasikan data bilangan biner biasa digunakan satuan yang lebih besar yaitu byte. Byte adalah satu grup bilangan yang terdiri dari 8 bilangan biner (bit). Ukuran data yang disimpan dalam komputer biasanya menggunakan byte bukan bit.






Niblle adalah satu grup bilangan yang terdiri dari 4 bit sering juga disebut dengan setengah byte. Mengingat satu digit bilangan heksadesimal terdiri dari 4 bit bilangan biner maka satu digit bilangan heksadesimal bisa di simpan dalam satu niblle dan dua digit heksadesimal disimpan dalam satu byte. Walau demikian istilah niblle saat ini jarang digunakan . Istilah lain yang sering digunakan adalah Word. Satu word terdiri dari beberapa byte. Jumlah bayte dalam satu word berbeda-beda, ditentukan oleh perancang sistem.






Dalam satu grup bilangan, posisi bit yang berbeda diujung paling kanan disebut bit yang kurang berarti (least significant bit, lsb) dan bit yang berada pada urutan terahkir paling kiri disebut sebagai bit paling berarti (most significant bit, msb). Dalam sebuah word yang terdiri dari beberapa byte berlaku juga istilah byte yang kurang berarti (least significant bit, LSB) untuk byte yang posisinya paling kanan dan byte paling berarti (most significant bit, MSB) untuk byte paling kiri. Di sini dibedakan dengan huruf b untuk bit dan B untuk byte.








Estimasi Satuan Ukuran



Ukuran yang digunakan dalam menghitung data komputer menggunakan istilah yang sama dengan ukuran dunia nyata seperti istilah kilo, mega, dan giga. Bukan tanpa alsan penggunakan istilah-istilah tersebut. Terdapat kesesuaian walaupun tidak sama persis antara istilah-istilah yang digunsksn dalam komputer dengan istilah-istilah dalam dunia nyata. Kesetaraan istilah dalam satuan komputer dengan dunia nyata sebagai berikut untuk satuan 1 kilo dalam dunia nyata bisa untuk menunjukan kelipatan 1000 dari satuannya.



Dalam dunia komputer satua 1 kilo adalah 2 = 1024 = 10 ( 1000 ). Disini terlihat bahwa iatilah 1 kilo dalam komputer (1024) mendekati nilai 1000 yaitu istilah 1 kilo dalam dunia nyata. Istilah kilo ( bahasa yunani untuk seribu) dalam komputer menujukan nilai 2. Misal, 2 byte adalah 1 kilo (1KB). Begitu juga, mega (juta) menujukan 2 = 10, dan giga (milyar) menujukan 2 = 10. Terdapat kesetaraan antara istilah yang digunakan dalam dunia komputer dengan dunia nyata. Dapat dijadikan sebagai estimasi besarnya data.



Contoh :



Estimasikan nilai 2 tanpa menghitung



Solusi:

pisahkan kelipatan eksponen kelipatan sepuluh dan sisanya. Dalam hal ini



2 = 2 x 2 dimana 2 = 1 juta dan 2 = 8

2 = 8 juta

Secara real 2 = 8.388.608, angka 8 juta cukup dekat dengan angka realnya.



Mudah kan :). Sedikit penjelasan untuk byte niblle dan Estimasi Satuan Ukuran ini paling penting bagi rekan-rekan yang ingin mengetahui komponen-komponen dalam komputer kalian.



Semoga bermanfaat dan memberikan gambaran untuk kalian yang masih duduk di Universitas yang mengambil jurusan Organisasi dan Arsitektur Komputer, Embedded System, Microcontroller, Pemodelan Perangkat Keras, dan anak SMK yang mengambil jurusan TKJ (Teknik Komputer Jaringan).

0 coment�rios:

Konversi sistem bilangan adalah proses pengubahan bilangan dari satu sistem bilangan ke sistem bilanan yang lain. Bilangan desimal biasan...

Cara Mengonversi Antarbasis Bilangan


Konversi sistem bilangan adalah proses pengubahan bilangan dari satu sistem bilangan ke sistem bilanan yang lain. Bilangan desimal biasanya dijadikan bilangan antara untuk konversi antar sistem bilangan yang lain.

Contoh :

Konversikan bilangan 1DC menjadi bilangan biner dan desimal !

Solusi:
Konversi dari heksadesimal ke dalam bilangan biner cukup mudah, yaitu dengan mengganti satu bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner 4 bit.

1 diubah ke dalam bilangan biner 4 bit menjadi 0001 (harus 4 bit)
D diubah ke dalam bilangan biner 4 bit menjadi 1101 (harus 4 bit)
C diubah ke dalam bilangan biner 4 bit menjadi 1100 (harus 4 bit)

Konversi heksadesimal 1DC ke dalam bilangan biner menjadi 0001 1101 1100= 000111011100

Konversi Heksadesimal ke dalam Biner
Proses konversi dari bilangan heksadesimal ke dalam bilangan desimal adalah dengan menghitung secara aritmetik dengan basis 16.

1DC = (1 x 16) + (D x 16) + (C x 16) 
= (1 x 256) + (D x 16) + (C x 1)
= (1 x 256) + (13 x 16) + (12 x 1)
= 256 + 208 + 12
= 476

Jadi konversi bilangan 1DC ke dalam desimal adalah 476

Konversi bilangan biner menjadi bilangan heksadesimal adalah dengan mengelompokan bilangan biner per 4 bit. Kemudian mengonversi masing-masing kelompok 4 bit ke dalam bilangan heksadesimal.

Contoh :

Konversikan bilangan 1011010 ke dalam bilangan heksadesimal !

Solusi:
Caranya adalah dengan memilih bilangan per 4 bit dari posisi bit paling kanan. Bilangan biner tersebut menjadi 101 1010. Tidak boleh terbalik menjadi 1011 010 (ini salah). Langkah berikutnya adalah mengubah bilangan tersebut ke dalam bilangan heksadesimal menjadi 101 1010 = 5A

Jadi konversi bilangan biner 1011010 ke dalam bilangan heksadesimal adalah 5A




Konversi bilangan desimal ke dalam bilangan heksadesimal

Konversi antar bilangan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama adalah dengan sedikit menggunakan intuisi. Cara yang dimaksud adalah dengan mencari nilai kelipatan pangkat basis yang terdekat dengan nilai yang akan dikonversi. Nilai tersebut harus lebih kecil dari nilai yang dicari.

Misalnya konversi bilangan desimal 33 ke dalam heksadesimal. Intuisinya adalah dengan mencari 16 pangkat berapa yang dapat digunakan sehingga mendekati angka tersebut. Pertama mencari dari yag terendah 16 = 1. Ini pasti bisa, tapi nilanya terlalu kecil. Berikutnya adalah 16 = 16. Ini juga bisa karena nilainya masih dibawah 33. Berikutnya 16 = 256. Nilai ini sudah lebih dari 33. Berdasarkan syarat bahwa harus lebih kecil dari nilai yang dicari maka diambil angka 16.

Langkah selanjutnya adalah koefesien yaitu dengan mencari pengali yang mendekati angka 33. Diperoleh angka koefesien 2. Langkah berikutnya dihitung sisanya yaitu 33 – (2 x 16) = 1. Sisanya sudah lebih kecil dari 16, jadi tidak perlu lagi dikonversi. Maka diperoleh konversi desimal 33 ke dalam heksadesimal adalah 21.

Contoh :

Konversikan bilangan desimal 475 ke dalam bilangan heksadesimal !

Solusi:

Konveri dari desimal ke heksadesimal sama seperti konversi desimal ke biner, dapat dilakukan dari kiri atau kanan.

Harus dicari bilangan 6 pangkat yang paling dekat dan lebih kecil dari 475, dalam hal ini adalah 256 yaitu 16. Untuk menentukan nilai yang tepat perlu sedikit intuisi. Kemudian dilakukan pengurangan 475 – 256 = 219.

Tahap berikutnya adalah mencari lagi bilangan 16 pangkat yang lebih kecil dari pangkat sebelumnya. Pangkat tertinggi yang diperoleh adalah pangkat 16. Proses berikutnya adalah mencari pengali dari 16 yang mendekati dan lebih kecil dari 219. Diperolaeh angka 208 yaitu 13 x 16, angka 13 dalam bilangan heksadesimalnya adalah D. Selanjutnya dilakukan pengurangan 219 – 208 = 11. Tahap akhir adalah konversi bilangan sisa kedalam heksadesimal yaitu B (1110).

Hasil konversi bilangan 475 ke dalam heksadesimal adalah 1DB.

Jika proses diatas terlalu sulit, proses konversi bilangan desimal ke heksadesimal dapat dilakukan dengan cara lain yaitu dengan menghitung sisa bagi.

475/16 = 29 sisa 11 (dalam heksadesimal adalah B)
29/16 = 1 sisa 13 (dalam heksadesimal adalah D)
1/16 = 0 sisa 1 (dalam heksadesimal adalah 1)

Hasil konversi ditunjukan oleh sisa bagi yang ditulis mulai sisa bagi paling terakhir. Hasil konversi 475 ke dalam heksadesimal adalah 1DB. Hasil sama dengan cara sebelumnya.

Konversi bilangan desimal ke dalam bilangan biner

Proses konversi bilangan desimal ke dalam bilangan biner adalah dengan encari sisa bagi dan ditulis dari sisa bagi terakhir.

Contoh :

Konversikan bilangan desimal 18 ke dalam bilangan biner !

Solusi:

Konversi bilangn 18 kedalam bilangan biner adalah membagi bilangan dengan basis dua.

18/2 = 9 sisa 0
9/2 = 4 sisa 1
4/2 = 2 sisa 0
2/2 = 1 sisa 0
½ = 0 sisa 1

Diperoleh gabungan sisa bagi dari urutan terakhir adalah 10010.

Jadi konversi bilangan 18 ke dalam bilangan biner adalah 10010.

Konversi bilangan desimal ke dalam bilangan oktal

Proses konversi bilangan desimal ke dalam bilangan oktal adalah dengan mencari sisa bagi dan ditulis dari sisa bagi terakhir.

Contoh :

Konversikan bilangan desimal 20 kedalam bilangan oktal !

Solusi:

Konversi bilangan 20 kedalam bilangan oktal adalah dengan membagi bilangan dengan basis delapan.

20/8 = 2 sisa 4
2/8 = 0 sisa 2

Diperoleh gabungan sisa bagi dari urutan terakhir adalah 24.

Jadi konversi bilangan 20 ke dalam bilangan oktal adalah 24.

Konversi bilangan biner ke dalam bilangan desimal

Konversi bilangan biner ke desimal dilakukan dengan menghitung nilai per kolom berdasarkan pangkat basis.

Contoh :

Konversikan bilangan biner 10010 ke dalam bilangan desimal !

Solusi:

Dilakukan perkalian masing-masing bilangan sesuai kolomnya dengan 2 pangkat secara berurut dimulai dari pangkat terendah 20 untuk kolom bilangan paling kanan.

Konversi 10010 adalah ( 1x24 ) + ( 0x23 ) + ( 0x22) + ( 1x21 ) + ( 0x20) = 16 + 0 + 0 + 2 + 0 = 18

Jadi konversi bilangan biner 10010 ke dalam bilangan desimal adalah 18.

Konversi bilangan heksadesimal ke dalam bilangan desimal

Konversi bilangan heksadesimal ke dalam bilangan desimal dilakukan dengan menghitung nilai per kolom berdasarkan pangkat basis.

Contoh :

Konversikan bilangan heksadesimal 1DB ke dalam bilangan desimal !

Solusi:

Dilakukan perkalian masing-masing bilangan sesuai kolomnya dengan 16 pangkat secara berurut dimulai dari pangka terendah 16 untuk kolom bilangan paling kanan.

Konversi 1DB adalah :

= ( 1x16 ) + ( Dx16 ) + ( Bx16 )
= ( 1x256 ) + ( 13x16 ) + ( 11x1 )
= 256 + 208 + 11
= 475

Jadi konversi bilangan heksadesimal 1DB ke dalam bilangan desimal adalah 475.

Konversi bilangan oktal ke dalam bilanga desimal

Konversi bilangan oktal ke dalam bilangan desimal dilakukan dengan menghitung nilai per kolom berdasarkan pangkat basis.

Contoh :

Konversikan bilangan oktal 24 ke dalam bilangan desimal !

Solusi:
Dilakukan perkalian masing-masing bilangan sesuai kolomnya dengan 8 pangkat secara berurut dimulai dari pangkat terendah 8 untuk kolom bilangan paling kanan.

Konversi 24 adalah ( 2x8 ) + ( 4x8 ) = 20

Jadi konversi bilangan oktal 24 ke dalam bilangan desimal adalah 20.

Konversin bilangn biner ke dalam bilangan heksadesimal

Proses konversi bilangan biner ke dalam bilangan heksadesimal adalah dengan megelompokan bilangan biner per 4 bit dimulai dari 4 bit paling kanan. Berikutnya mengonversi 4 bit biner tersebut ke dalam bilangan heksadesimal.

Contoh :

Konversikan bilangan biner 00111011011 ke dalam bilangan heksadesimal !

Solusi:
Konversi bilangan biner 00111011011 ke dalam bilangan heksadesimal adalah sebagai berikut.

Pengelompokan bilangan 00111011011 per 4 bit dari sebelah kanan menjadi:

001 1101 1011

Pada kelompok bit paling kiri hanya terdapat 3 bit 001, ini tidak menjadi masalah. Berikutnya dikonversi ke dalam bilangan heksadesimal.

001 = 1
1101 = ?

Tidak bisa langsung dikonversi ke dalam bilangan heksadesimal, harus dikonversi dulu ke dalam bilangan desimal. Kemudian konversi dari desimal ke dalam heksadesimal.

Konversi 1101 ke dalam bilangan desimal adalah

( 1x2 ) + ( 1x2 ) + ( 0x2 ) + ( 1x2 ) = 8 + 4 + 1 = 13

Konversi bilangan desimal 13 ke dalam bilangan heksadesimal dapat dilakukan langsung yaitu D. Diperoleh konversi bilangan biner 1101 ke dalam heksadesimal adalah D.

1011 = Dengan cara yang sama diperoleh konversi ke heksadesimalnya B.

Jadi konversi bilangan biner 00111011011 ke dalam bilangan heksadesimal adalah 1DB.

Konversi bilangan heksadesimal ke dalam bilangan biner

Proses konversi bilangan heksadesimal ke dalam bilangan biner lebih mudah yaitu dengan menuliskan satu bilangan heksadesimal ke dalam 4 bit bilangan biner.

Contoh :

Konversikan bilangan heksadesimal 1DB ke dalam bilangan biner !

Solusi:
Konversi bilangan heksadesimal 1DB ke dalam bilangan biner adalah sebagai berikut.

D = 1101 ( jika belum bisa langsung konversi dari heksadesimal ke dalam biner dapat dilakukan dengan mengonversi bilangan heksadesimal ke dalam bilangan desimal kemudian konversi ke dalam bilangan biner.

B = 1011

Jadi konversi bilangan heksadesimal 1DB ke dalam bilangan biner adalah 0001 1101 1011 = 000111011011.

Konversi bilangan oktal ke dalam bilangan biner dan heksadesimal
Proses konversi bilangan oktal ke dalam bilangan biner dan heksadesimal dapat dilakukan dengan mengonversi terlebih dahulu bilangan oktal ke dalam bilangan desimal. Dilanjutkan konversi bilangan desimal ke dalam bilangan biner dan heksadesimal.

Konversi bilangan oktal ke dalam bilangan biner adalah kasusk khusus. Prosesnya dengan cara mengonversi masing-masing bilangan menjadi 3 digit bilangan biner.

Contoh :

Konversi bilangan oktal 17 ke dalam bilangan biner !

Solusi:
Masing-masing bilangan dikonversi ke dalam bilangan biner 3 digit.

17 = 001 111
= 001111

Jadi konversi bilangan oktal 17 ke dalam bilangan biner adalah 001111.

Konversi bilangan oktal ke dalam bilangan heksadesimal dapat dilakukan dengan meneruskan konversi dari biner ke heksadesimal. Jadi memerlukan dua tahap.

Contoh :

Konversikan bilangan oktal 37 ke dalam bilangan heksadesimal !

Solusi:
Konversi ke biner dilanjutkan ke heksadesimal.

37 = 011 111
= 011111
001111 = 01 111
= 1F

Jadi konveri bilangan oktal 37 ke dalam bilangan heksadesimal adalah 1F.

Itulah cara mengonversi antar basis bilangan. Semoga artkel ini membantu dan bermanfaat bagi pembaca :). Jika ada kata atau tulisan yang kurang di mengerti mohon dikoreksi di kolom komentar :)

0 coment�rios:

Umumnya stiap DBMS menyertakan extention yang merupakan pengembangan dari SQL standar sehingga menjadi mirip seperti bahasa pemrogr...

Mengenal Pemrograman Stored Procedure Pada MySQL






Umumnya stiap DBMS menyertakan extention yang merupakan pengembangan dari SQL standar sehingga menjadi mirip seperti bahasa pemrograman. Seperti MySQL, DBMS juga memiliki struktur kontrol program seperti IF…. ELSE dan WHILE. Fingsi-fungsi stadar untuk mengolah data String, data Numerik, data Date dan sebagainya mirip dengan fungsi yang ada di bahasa pemrograman lainnya.

Kita bisa menggunakan bahasa pemrograman ini untuk mengeksekusi pernyataan 
SQL dalam mengakses dan mengolah data yang ada di database MySQL. 

Selanjutnya dengan bahasa pemrograman ini kita bisa membiuat stored program
yang di simpan di database untuk dipanggil dan digunakan oleh program aplikasi,
sehingga secara keseluruhan performa dari program aplikasi menjadi optimal.

Variabel

Pada MySQL, semua variabel yang akan di gunakan harus dideklarasikan. 
Nama variabel tidak bersifat case sensitive.

Ada 3 jenis varibel pada MySQL:

  • Variabel Gelobal: Variabel global ada dan berlaku pada semua connection. Varibel ini tidak di buat oleh user, tetap oleh system MySQL. Variabel session diakses dengan memberi awalan @@nama_variabel pada nama variabel global yang akan diakses atau menggunakan @@GLOBAL.nama_variabel.
Contoh :

SELECT @@version;

SELECT @@global.version;

  • Variabel Session: Variabel session adalah variabel yang mempunyai scope dan life time pada session yaitu saat sebuah koneksi dengan server dimulai dan berakhir saat koneksi dengan server MySQL berakhir.

Variabel ini dibuat pada session dan hanya berlaku pada session di mana variabel tersebut dibuat dan tidak berlaku pada session yang lain.

Variabel session dibuat menggunakan perintah SET. Nama variabel session harus diawali dengan huruf @.

Contoh : 
 
SET @count = 100;
SET @count = @count + 200;


  • Variabel Lokal: Variabel lokal adalah variabel yang dideklarasikan di stored procedure atau stored fuction atau trigger, dan hanya bisa digunakan di stored procedure di mana variabel tersebut dideklarasikan.

Variabel lokal mempunyai scope yang terbatas hanya di dalam blok di mana variabel tersebut dideklarasikan dan di dalam subblok dari blok di mana variabel tersebut dideklarasikan. Setiap blok ditandai dengan BEGIN … END.

Contoh
 
CRREATE PROCEDURE spl 
(aNoFaktur Int, aJumlah DECIMAL,(12,2), aJenis VARCHAR(5))
 
BEGIN
 
DECLARE xDiskon VARCHAR (5) DEFAULT 0;

IF aJumlah > 100 Then
 
HitungDiskon: Begin
 
Declare DiskonPersen DECIMAL;

SELECT Diskon INTO DiskonPersen FROM tabelDiskon
 
WHERE Jenis = aJenois;
 
xDiskon = aJumlah + DiskonPersen / 100;
 
End;
 
End if;

Update TblFaktur Set Diskon=xDiskon
 
Where NoFaktur=aNoFaktur;

END;

Karena variabel xDiskon dideklarasikan di blok utama, maka variabel ini berlaku di seluruh stored procedure. Variabel DiskonPersen ada pada blok HitungDiskon, karena dideklarasikan di dalam blok tersebut.

Mungkin cukup itu yang bisa saya sampaikan dalam pemrogaman MySQL. Tunggu sesi selanjutnya dalam pemrograman MySQL.

Semoga bermanfaat bagi kalian yang membaca artikel saya :)

0 coment�rios:

htop adalah menampilkan seluruh proses yang dijalankan pada Sistem Operasi GNU/Linux secara interactive mirip seperti perintah top . Sedik...

Trik Install Htop Di Ubuntu16.04 LTS

htop adalah menampilkan seluruh proses yang dijalankan pada Sistem Operasi GNU/Linux secara interactive mirip seperti perintah top.

Sedikit cerita tentang pengalaman. 🙂 Sewaktu saya masih awal sekali belajar mengenai manajemen VPS maka memantau proses dan beban kerja pada  server LINUX menggunakan Top adalah wajib. Bagi yang sudah terbiasa melihat task manager di Windows memang perlu penyesuaian lagi tapi aslinya cukup sederhana kok. Cuma saya sudah beralih saja ke program yang lebih bagus bernama htop, baik secara informasi dan visualisasinya.

Baik ini lah Trik Install Htop Di Ubuntu 16.04 LTS

Pertama buka terminal kalian atau tekan ctrl+alt+t

Kemudian ketik perintah di bawah ini :

$ sudo apt-get update

Dan masukan password user desktop kalian :)


Tunggu proses sampai selesai.



Jika suda selesai updatingnya kalian lanjut yang ke dua untuk proses upgrade sistem dekstop/ ubuntu kalian.

Ke dua ketik perintah di bawah ini :

$ sudo apt-get upgrade

 Masukan kembali password user desktop kalian

NB : Setiap update atau upgrade masukan password user dekstop.



Nah, jika sudah updateing dan peng-upgrade-an kita lanjut ke sesi penginstallan htop tools hihihiihi

Ketik perintah di bawah ini :

$ sudo apt-get install htop

Tunggu proses installasi selesai.


All hasil htop sudah terinstall :) :)

dan untuk run atau menjalankan htop tools ini kalian tinggal mengetikan perintah berikut :

$ htop


Taraaaaaaa htop sudah berjalan :) :)


Berikut perintah-perintah dalam htop


F1 : manampilkan bantuan
F2 : Setup
F3 : Search / mencari proses yang berjalan dengan mengetikkan nama proses nya
F4 : Filter / menampilkan proses berdasarkan kelompok nama
F5 : Tree / menampilkan proses dengan diagram tree atau pohon
F6 : Sort By / menampilkan proses berdasarkan kolom tertentu
F7 : Nice
F8 : Nice
F9 : Kill / mematikan proses yang berjalan
F10 : Quit / keluar dari htop

Mungkin itu yang bisa sampaikan dalam Trik Install Htop Di Ubuntu16.04 LTS.
Untuk lebih jelasnya dalam proses installasi klik di sini https://youtu.be/SiYaDTE42xY.

Oke, semoga bermanfaat bagi kalian semua :) :)

0 coment�rios:

“ The value o f a principle is the number of things it will explain.” 1+1=2 adalah sebuah kebenaran yang diaja...

Mengenal Sistem Bilangan: Biner, Oktal, Desimal dan Hexa



The value of a principle is the number of things it will explain.”



1+1=2 adalah sebuah kebenaran yang diajarkan sejak kelas 1 sekolah dasar. Demikia juga bahwa 1+1=10 adalah sebuah kekeliruan. Konsep tersebut benar ketika berbicara dalam konteks bilangan desimal dengan basis 10 yang mengenali banyak 10 simbol bilangan dari 0 s.d 9. Sistem bilangan ternyata tidak hanya terbatas pada konsep bilangan desimal diatas. Terdapat setidaknya 4 sistem bilangan yang populer dan digunakan yaitu sistem bilangan biner (basis 2), oktal (basis 8), desimal (basis 10), dan hexadesimal (basis 16).sistem komputer hanya menyalin dua kondisi yaitu 1 (high) dan 0 (low) ini artinya sistem komputer hanyadapat mengenali dua buah simbol 0 dan 1 sehingga sistem bilangan yang cocok untuk mereperesentasikannya adalah bilangan biner (basis 2). semua bilangan dapat dikenali dalam sistem komputer dengan syarat direpresentasikan dalam bilangan biner yang terdiri dari 0 dan 1. pernyataan 1+1=10 adalah benar dipandang dari bilangan biner yang hanya mengenali kondisi 0 dan 1. Bab ini membahas tentang keempat sistem bilangan tersebut dan bagaimana satu bilangan direpresentasikan dalam bilangan yang lain.











Teori tentang bilangan adalah bagian penting dari ilmu matematika sering disebut sebagai “the queen of mathematics”. Sub ilmu ini penting karena bidang bahasanya yang penting dan menjadi dasar bagi teori-teori lain pada bidang matematika.



Sistem bilangan adalah notasi untuk merepresentasikan bilangan. Pada sistem digital sistem bilangan yang digunakan adalah bilangan biner dan hexadesimal yaitu bilangan basis 2 dan 16. Pada kehidupan sehari-hari sistem bilangan yang banyak digunakan adalah bilangan desimal yaitu bilangan basis 10. Sistem bilangan lain yang digunakan adalah sistem bilangan oktal yaitu bilangan basis 8.




Sistem bilangan yang digunakan dalam keseharian adalah bilangan desimal. Setelah bilangan tertinggi pada suatu sistem bilangan, angka berikutnya adalah gabungan dari dua buah bilangan. Angka berikutnya dalah 10 untuk semua sistem bilangan.



Dalam hal ini simbol “10” bukan saja berarti “sepuluh”. Istilah “sepuluh” berlaku pada sistem bilangan desimal. Simbol 10 pada bilanga biner sama dengan angka 2 pada sistem bilangan desimal. Simbol 10 pada bilangan oktal sama dengan angka 8 pada sistem bilangan desimal. Simbol 10 pada bilangan heksadesimal sama dengan angka 16 pada bilangan desimal.



1.1 Basis Bilangan



Pada bilangan ini dijelaskan empat buah sistem bilangan yaitu sistem bilangan desimal (basis 10), biner (basis 2), oktal (basis 8), dan heksadesimal (basis 16). Secara mudah basis ini menunjukan banyak simbol bilangan yang terdapat pada sistem bilangan tersebut. Misal untuk basis 2 terdapat dua buah simbol yaitu 0 dan 1. Basis 8 memiliki 8 simbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6 dan 7. Tabel dibawah ini menujukan secara lengkap simbol pada setiap sistem bilangan.



NO
Sistem Bilangan
Basis
Simbol
1
Biner
2
0,1
2
Oktal
8
0,1,2,3,4,5,6,7
3
Desimal
10
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
4
Heksadesimal
16
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A ,B ,C ,D ,E ,F



Bilangan Desimal (denary)



Bilangan desimal adalah bilangan paling populer karena digunakan dalam penghitungan sehari-hari. Terdapat sepuluh simbol bilangan yang digunakan sebagai lambang dalam sistem bilangan desimal yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 itulah mengapa dinamakan bilangan desimal. Desimal berasal dari kata Deci yang berasal dari bahasa Latin decimus yang berarti puluhan.



Dalam sistem bilangan desimal untuk membangun bilangan yang lebih besar, dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa simbol bilangan misalkan 11, 231, 1560 dst. Kolom paling kanan menunjukan satuan, kolom sebelah kirinya puluhan, berikutnya ratusan, ribuan dst. Besarnya bilangan suatu kolom adalah sepuluh kali lipat dari kolom sebelah kanannya. Angka 328 pada sistem bilangan desimal menujukan 3 ratusan 2 puluhan dan 8 satuan.



Bilangan Biner (Binary)



Bilangan biner adalah bilangan yang lebih sederhana, hanya memiliki dua simbol bilangan yaitu 0 dan 1. Suatu bilangn biner sering diistilahkan bit yang menunjukan nilai 0 dan 1. Bit singkatan dari Binary Digit (digit biner) yang bilangannya terdiri dari 0 dan 1.Setiap kolom pada bilangan biner memiliki bobot 2 kali dari kolom sebelah kanannya.



Misal bilangan biner 10, angka 0 bobotnya 1 angka 1 bobotnya 2. Sehingga nilai dari biner 10 adalah (1x2)+(0x1)=2



Contoh berikutnya 101



Nilai 101 adalah (1x2)+(0x2)+(1x1)=4+0+1=5



Karateristik yang dimiliki bilangan biner menunjukan bahwa bilangan biner adalah bilangan basis 2 dengan bobot kolomnya adalah 1, 2, 4, 8, 16, dst, dimulai dari kolom yang paling kanan sampai yang paling kiri.



Contoh bilangan biner yang lebih komplek 10110



10110 = (1 x 2) + (0 x 2) + (1 x 2) + (1 x 2) + (0 x 2)

= (1 x 16) + (0 x 8) + (1 x 4) + (1 x 2) + (0 x 1)

= 16 + 0 + 4 + 2 + 0

= 22




Jumlah Bit



Dalam penulisan bilangan, suatu sistem bilangan dapat ditulis dalam 1 atau beberapa bit. Angka 1 dapat ditulikan sebagai 1 atau 01, 001, 0001, dan seterusnya. Semakin besar jumlah digit yang digunakan untuk merepresentasikan suatu bilangan maka semakin besar jumlah bilangan yang dapat direpresentasikan






No
Bilangan Desimal
1 bit
2 bit
3 bit
4 bit
5 bit
1
0
0
00
000
0000
00000
2
1
1
01
001
0001
00001
3
2

10
010
0010
00010
4
3

11
011
0011
00011
5
4


100
0100
00100
6
5


101
0101
00101
7
6


110
0110
00110
8
7


111
0111
00111
9
8



1000
01000
10
9



1001
01001
11
10



1010
01010
12
11



1011
01011
13
12



1100
01100
14
13



1101
01101
15
14



1110
01110
16
15



1111
01111
17
16




10000
18
17




10001
19
18




10010
20
19




10011
21
dst




dst



Nilai maksimum 1 bit dalam bilangan biner adalah 1, nilai maksimum 2 bit dalam bilangan biner adalah 11=3, nilai maksimum 4 bit dalam bilangan biner adalah 1111=5 dan seterusnya. Semakin banyak jumlah bit, semakin besar nilai maksimum yang dapat direpresentasikan.



Bilangan Heksadesimal



Bilangan Heksadesimal adalah bilangan basis 16 yang memiliki 16 simbol bilangan yang berbeda. Heksadesimal berasal dari kata Hexadecimal yang diambil dari bahasa Yunani, Hex artinya Enam. Menulis bilangan biner dalam jumlah besar cukup menyulitkan dan peluang kesalahannya besar. Pada bilangan heksadesimal empat buah bilangan biner digabungkan untuk membangun satu bilangan heksadesimal. Sesuai namanya heksa-desimal maka basis yang digunakan adalah basis 16. Sistem bilangan heksadesimal memiliki 16 simbol bilangan yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 ditambah dengan huruf A, B, C, D, E, dan F. Bobot bilangan adalah 16 kali kolom sebelah kanannya. Sama seperti bilangan biner dan desimal.



Bilangan Oktal



Bilangan oktal adalah bilangan basis 8 yang memiliki 8 buah simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Bilangan oktal disingkat juga oct, bilangan oktal dapat diperoleh dari kumpulan 3 bit bilangan biner.



Contoh bilangan biner 1011

Dikelompokan per 3 bit menjadi (00)1 011

Berikutnya ditransformasi ke dalam bilanga oktal menjadi 13.



Contoh yang lebih komplek adalah 101110010

Dikelompokan per 3 bit menjadi 101 110 010

Masing-masing 3 bit ditransformasikan ke dalam oktal 562



Penulisan Sistem Basis/Radix



Suatu nilai bilangan ditentukan oleh basis/radix bilangan yang digunakan. Penulisan basis bilangan adalah dengan menuliskan angka basis dalam huruf kecil (subscript) sesudah bilangannya.



Contoh :



1101 = Bilangan 1101 pada basis dua (biner)

13 = Bilangan 13 pada basis delapan (oktal)

10 = Bilangan 10 pada basis sepuluh (desimal)

2AC = Bilangan 2AC pada basis enambelas (heksadesimal)



Penulisan ini penting untuk membedakan nilai dari bilangan tersebut. Angka 10 dibaca “sepuluh” pada basis bilangan desimal dan dibaca “satu nol” untuk basis bilangan lain.

Itulah sistem bilangan yang bisa saya tulis dalam artikel ini, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, mohon untuk mengoreksinya di kolom komentar. Semoga bermanfaat. :)

0 coment�rios: